“Anda bisa memaksakan kuda untuk
mendekat ke sungai. Akan tetapi, Anda tidak akan mampu memaksanya untuk minum
air sungai itu”
(Pepatah
Inggris)
LIA’S CUTE TURTLE
Dikisahkan ada seorang anak
perempuan bernama Lia. Ia suka memelihara binatang piaraan dirumah mulai
kucing, ayam, burung nuri hingga seekor kura-kura. Diantara keempat binatang
piaraan kesayangannya itu, Lia sangat menyayangi kura-kura, karena kura-kura
tersebut baru di belinya sekitar dua bulan yang lalu, ketika ia berdarmawisata
ke Bogor bersama teman-teman sekolahnya.
Meskipun sangat menyayangi kura-kura
bukan berarti ia tidak peduli dengan hewan-hewan piaraanya yang lain. Ia tetap
merawat serta memberi makan binatang-binatang piaraanya tanpa pilih kasih.
Dikala siang, setelah pulang belajar dari sekolah serta makan siang. Lia
meluangkan waktunya untuk bermain-main dengan kura-kura miliknya di teras dengan hati yang sangat ceria hingga
pukul empat sore menyapa, tak terasa bagi ia untuk harus menghentikan
bermainnya untuk kemudian bersegera menyiapkan diri bergegas belajar di TPA
Al-IDRIS hingga malam menjelang.
Setelah pulang dari belajar mengaji
serta tidak lupa makan malam. Iapun lalu
belajar untuk pelajaran pada esok harinya. Pada saat itu turun hujan
yang sangat lebat, namun seperti biasa
sebelum pergi tidur ia bergegas untuk melihat hewan-hewan piaraanya mulai dari
kucing, ayam, burung nuri hingga hewan kesayangannya kura-kura tidak luput dari
pantauannya. Saat ia sedang mengecek binatang piaraanya satu persatu dan ia
mendapati bahwa semua binatang piaraanya telah berada di kandangnya
masing-masing, ia merasa sangat senang. Akan tetapi betapa terkejutnya ia
ketika mengecek kandang binatang piaraannya yaitu kura-kura, ia tidak mendapati
sang kura-kura berada didalam kandangnya, sontak ia terkejut sekaligus khawatir
jangan -jangan ada hal buruk terjadi pada binatang kesayangannya itu,pikirnya.
Tanpa berpikir lama ia pun mencoba mencarinya disekitar rumahnya setelah selama
sepuluh menit mencarinya Lia pun menemukan kura-kura itu, ternyata si kura-kura
menyusup dibawah lemari kaca yang berada di ruang tamu untuk mencari
kehangatan.
Lia pun berusaha menangkap serta
mengeluarkannya dari kolong lemari kaca., namun kura-kura itu enggan untuk
keluar. Ia pun mengambil sapu untuk digunakannya mengeluarkan kura-kura namun
tetap tidak mau, akhirnya ia bertindak kasar kepada kura-kura dengan memukul
kepalanya dengan berteriak menakut-nakutinya akan tetapi hasilnya sia-sia, si
kura-kura pun tetap enggan untuk keluar dari tempat persembunyiannya.
Mendengar teriakan Lia, ibunya pun
keluar dari kamar tidurnya lalu bertanya kepadanya gerangan apakah yang membuat
ia berteriak, kemudian Lia menceritakan kejadian sebenarnya kenapa ia berteriak
lantang sehingga mengganggu ibu serta ketenangan anggota keluarga lainnya,
akhirnya Si ibu tersenyum setelah mendengar penjelasan anaknya, melihat
senyuman ibunya Lia pun tambah binggung.
Lalu ibu menarik tangannya, kemudian
ibunya meminta Lia untuk mengambil tiga buah lilin besar untuk dinyalakan di
ruang tamu supaya hawa dingin yang menyapa berganti dengan hawa yang hangat.
Ketika lilin sudah nyala dan sang ibu serta anak perempuannya asyik ngobrol
tanpa di undang serta dipaksa untuk keluar, perlahan-lahan kura-kura datang
menghampiri keduanya untuk mencari kehangatan.
Sahabat-sahabatku yang berbahagia
Wahai saudaraku yang berbahagia ketahuilah
bahwa setiap diri kita mempunyai watak sebagai seorang pemimpin, artinya dalam
setiap tindakan ingin mempengaruhi atau setidaknya mengajak orang lain untuk
berbuat seperti yang kita inginkan, lakukan atau sarankan. Namun seringkali
tanpa kita sadari untuk mewujudkan keinginan itu kita menggunakan cara-cara
yang bertolak belakang dengan norma-norma yang berlaku, adat istiadat, etika
atau agama tertentu, kita berprasangka dengan menggunakan cara-cara yang
subjektif menurut pandangan kita akan berhasil. Namun ketika cara-cara yang
kita yakini itu benar kita paksakan
kepada orang lain yang terjadi justru malah mereka enggan ikut kita atau kalau
kita sedang sial bahkan mereka akan melawan.
Oleh karena itu sadari bahwa untuk
menyampaikan ide-ide, gagasan atau pemikiran-pemikiran kita kepada orang lain
maka kita harus menghangatkan mereka, artinya menyampaikan sesuatu itu harus
dengan tutur kata yang lembut, ramah, sikap yang santun serta dengan nada yang
tidak menggurui dan ingat jangan sekali-kali kita memaksa mereka dengan
cara-cara subjektif yang kita yakini benar.
Menyadari hal tersebut maka sudah
selayaknya bagi kita untuk mampu menyampaikan ide-ide dengan cara-cara yang
bijak, sebagaimana pepatah kuno mengatakan: sampaikan segala sesuatu itu dengan
bahasa yang dianut oleh kaum tersebut dengan mengedepankan etika sebagai
landasannya. Hal ini juga selaras dengan ungkapan sang pemimpin dunia sejati
nomer satu Muhammad, “Kalian tidak akan
bisa menundukkan hati orang lain dengan harta. Akan tetapi, kalian bisa
menundukkannya dengan keramahan dan akhlak yang baik”.
Sobat yang berbahagia sadari bahwa
hati kita ibarat tanaman yang harus selalu dihangatkan sewaktu- waktu tanpa mengenal lelah maksudnya tanaman itu harus kita jaga, kita beri pupuk
serta kita rawat agar tumbuh dengan baik sehingga mampu memberi manfaat untuk
sekitarnya.
Sekali lagi sadari serta camkan baik-baik hewan selevel kura-kura saja sangat merindukan kehangatan-kehangatan sikap yang santun, ramah serta tutur kata yang menentramkan bagi kelangsungan hidupnya, apalagi kita manusia yang diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang paling sempurna di muka bumi ini. So, bila kita ingin disenangi oleh teman-teman kita baik yang seprofesi maupun yang tidak seprofesi, kuncinya hanya satu berikanlah kepada mereka kasih sayang tanpa memandang status atau jabatan.
No comments:
Post a Comment