Tuesday, 14 May 2013

Kasih Sayang Lia Terhadap Hewan Piaraanya (Manusia Dan Cinta Kasih)

“Anda bisa memaksakan kuda untuk mendekat ke sungai. Akan tetapi, Anda tidak akan mampu memaksanya untuk minum air sungai itu”
(Pepatah Inggris)

LIA’S CUTE TURTLE

            Dikisahkan ada seorang anak perempuan bernama Lia. Ia suka memelihara binatang piaraan dirumah mulai kucing, ayam, burung nuri hingga seekor kura-kura. Diantara keempat binatang piaraan kesayangannya itu, Lia sangat menyayangi kura-kura, karena kura-kura tersebut baru di belinya sekitar dua bulan yang lalu, ketika ia berdarmawisata ke Bogor bersama teman-teman sekolahnya. 
            Meskipun sangat menyayangi kura-kura bukan berarti ia tidak peduli dengan hewan-hewan piaraanya yang lain. Ia tetap merawat serta memberi makan binatang-binatang piaraanya tanpa pilih kasih. Dikala siang, setelah pulang belajar dari sekolah serta makan siang. Lia meluangkan waktunya untuk bermain-main dengan kura-kura miliknya  di teras dengan hati yang sangat ceria hingga pukul empat sore menyapa, tak terasa bagi ia untuk harus menghentikan bermainnya untuk kemudian bersegera menyiapkan diri bergegas belajar di TPA Al-IDRIS hingga malam menjelang. 
            Setelah pulang dari belajar mengaji serta tidak lupa makan malam. Iapun lalu  belajar untuk pelajaran pada esok harinya. Pada saat itu turun hujan yang sangat lebat,  namun seperti biasa sebelum pergi tidur ia bergegas untuk melihat hewan-hewan piaraanya mulai dari kucing, ayam, burung nuri hingga hewan kesayangannya kura-kura tidak luput dari pantauannya. Saat ia sedang mengecek binatang piaraanya satu persatu dan ia mendapati bahwa semua binatang piaraanya telah berada di kandangnya masing-masing, ia merasa sangat senang. Akan tetapi betapa terkejutnya ia ketika mengecek kandang binatang piaraannya yaitu kura-kura, ia tidak mendapati sang kura-kura berada didalam kandangnya, sontak ia terkejut sekaligus khawatir jangan -jangan ada hal buruk terjadi pada binatang kesayangannya itu,pikirnya. Tanpa berpikir lama ia pun mencoba mencarinya disekitar rumahnya setelah selama sepuluh menit mencarinya Lia pun menemukan kura-kura itu, ternyata si kura-kura menyusup dibawah lemari kaca yang berada di ruang tamu untuk mencari kehangatan.
            Lia pun berusaha menangkap serta mengeluarkannya dari kolong lemari kaca., namun kura-kura itu enggan untuk keluar. Ia pun mengambil sapu untuk digunakannya mengeluarkan kura-kura namun tetap tidak mau, akhirnya ia bertindak kasar kepada kura-kura dengan memukul kepalanya dengan berteriak menakut-nakutinya akan tetapi hasilnya sia-sia, si kura-kura pun tetap enggan untuk keluar dari tempat persembunyiannya. 
            Mendengar teriakan Lia, ibunya pun keluar dari kamar tidurnya lalu bertanya kepadanya gerangan apakah yang membuat ia berteriak, kemudian Lia menceritakan kejadian sebenarnya kenapa ia berteriak lantang sehingga mengganggu ibu serta ketenangan anggota keluarga lainnya, akhirnya Si ibu tersenyum setelah mendengar penjelasan anaknya, melihat senyuman ibunya Lia pun tambah binggung.
            Lalu ibu menarik tangannya, kemudian ibunya meminta Lia untuk mengambil tiga buah lilin besar untuk dinyalakan di ruang tamu supaya hawa dingin yang menyapa berganti dengan hawa yang hangat. Ketika lilin sudah nyala dan sang ibu serta anak perempuannya asyik ngobrol tanpa di undang serta dipaksa untuk keluar, perlahan-lahan kura-kura datang menghampiri keduanya untuk mencari kehangatan.
       


Sahabat-sahabatku yang berbahagia
            Wahai saudaraku yang berbahagia ketahuilah bahwa setiap diri kita mempunyai watak sebagai seorang pemimpin, artinya dalam setiap tindakan ingin mempengaruhi atau setidaknya mengajak orang lain untuk berbuat seperti yang kita inginkan, lakukan atau sarankan. Namun seringkali tanpa kita sadari untuk mewujudkan keinginan itu kita menggunakan cara-cara yang bertolak belakang dengan norma-norma yang berlaku, adat istiadat, etika atau agama tertentu, kita berprasangka dengan menggunakan cara-cara yang subjektif menurut pandangan kita akan berhasil. Namun ketika cara-cara yang kita yakini itu benar  kita paksakan kepada orang lain yang terjadi justru malah mereka enggan ikut kita atau kalau kita sedang sial bahkan mereka akan melawan.
            Oleh karena itu sadari bahwa untuk menyampaikan ide-ide, gagasan atau pemikiran-pemikiran kita kepada orang lain maka kita harus menghangatkan mereka, artinya menyampaikan sesuatu itu harus dengan tutur kata yang lembut, ramah, sikap yang santun serta dengan nada yang tidak menggurui dan ingat jangan sekali-kali kita memaksa mereka dengan cara-cara subjektif yang kita yakini benar.
            Menyadari hal tersebut maka sudah selayaknya bagi kita untuk mampu menyampaikan ide-ide dengan cara-cara yang bijak, sebagaimana pepatah kuno mengatakan: sampaikan segala sesuatu itu dengan bahasa yang dianut oleh kaum tersebut dengan mengedepankan etika sebagai landasannya. Hal ini juga selaras dengan ungkapan sang pemimpin dunia sejati nomer satu Muhammad, “Kalian tidak akan bisa menundukkan hati orang lain dengan harta. Akan tetapi, kalian bisa menundukkannya dengan keramahan dan akhlak yang baik”.
            Sobat yang berbahagia sadari bahwa hati kita ibarat tanaman yang harus selalu dihangatkan sewaktu- waktu  tanpa mengenal lelah maksudnya  tanaman itu harus kita jaga, kita beri pupuk serta kita rawat agar tumbuh dengan baik sehingga mampu memberi manfaat untuk sekitarnya.

            Sekali lagi sadari serta camkan baik-baik hewan selevel kura-kura saja sangat  merindukan kehangatan-kehangatan sikap yang santun, ramah serta tutur kata yang menentramkan bagi kelangsungan hidupnya, apalagi kita manusia yang diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang paling sempurna di muka bumi ini. So, bila kita ingin disenangi oleh teman-teman kita baik yang seprofesi maupun yang tidak seprofesi,  kuncinya hanya satu berikanlah kepada mereka kasih sayang tanpa memandang status atau jabatan.

No comments:

Post a Comment